Laza-Aris, Tafsir Cinta dalam Kepemimpinan” Tanjab Timur Butuh Pemimpin Seperti Ini”

  • Bagikan

Oleh: Dedi Saputra

“Kalau sudah berbaju rajo, alamat negeri elok menjadi,” seloko Melayu Jambi ini mengandung filosofi dalam tentang arti kepemimpinan yang bijaksana dan kokoh. Di tanah Tanjab Timur yang tengah mencari sosok pemimpin sejati, hadir Laza dan Aris pasangan yang membawa sinar harapan dalam balutan cinta, keharmonisan, dan kebijaksanaan. Mereka bukan hanya pemimpin yang memenuhi tuntutan intelektual dan kemampuan, tetapi juga pasangan yang mampu menyatukan hati dan visi untuk kemaslahatan bersama.

Laza dan Aris adalah bukti nyata bahwa keseimbangan antara kepemimpinan yang berwibawa dan rumah tangga yang harmonis adalah paket lengkap yang dibutuhkan. Di dalam diri Laza, ada sosok yang tegas namun lembut, pemimpin yang bijak namun tetap rendah hati. Dia berbicara dengan bahasa rakyat, memahami nurani masyarakat yang mengharapkan pemimpin hadir dengan ketulusan, bukan dengan ambisi pribadi. Sebagai pendamping hidup dan perjuangan, Aris melengkapi Laza dengan kelembutan yang memancarkan kekuatan. Mereka berdua adalah pasangan yang tak hanya bersanding dalam rumah tangga, tetapi juga dalam visi hidup, untuk menjadikan Tanjab Timur lebih adil, sejahtera, dan berdaya.

Baca Juga :  PTK Non ASN Kepri Di Kota Batam Dibuat Geger, Ada apa?

Dari keseharian mereka, kita melihat harmoni yang tercermin dalam tiap langkah kepemimpinan. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” kata pepatah Melayu, mengajarkan bahwa pemimpin sejati tak pernah melupakan akar, tak pernah melupakan tempat ia berasal, dan selalu menjunjung tinggi kearifan lokal. Pasangan ini adalah perwujudan dari pepatah tersebut pemimpin yang menghargai adat, memuliakan budaya, dan memahami bahwa rakyat bukanlah sekadar angka dalam laporan, tetapi jiwa-jiwa yang perlu dijaga dan dicintai.

Dengan Laza dan Aris, Tanjab Timur mendapatkan lebih dari sekadar pemimpin, mereka mendapatkan siri na pacce, kebijaksanaan Bugis yang mewakili kehormatan dan kepekaan pada penderitaan orang lain. Keduanya adalah pribadi yang menghargai integritas dan keselarasan, mencintai bukan hanya pasangan, tetapi juga masyarakat yang dipimpinnya. Bagi mereka, rumah tangga adalah dasar dari semua keharmonisan, sappo tengnga tau riase, bahwa rumah adalah tempat cinta dan komitmen tumbuh dan itu pula yang menjadi cerminan kepemimpinan mereka.

Tanjab Timur memerlukan pemimpin yang memahami bahwa kekuatan sejati bukanlah pada ketegasan yang mengintimidasi, tetapi pada kelembutan yang mengayomi. Kepemimpinan yang harmonis seperti pasangan Laza-Aris adalah kunci untuk menyeimbangkan kebutuhan masyarakat dengan kebijaksanaan yang lahir dari cinta. Ini adalah cinta yang utuh, cinta yang memandu setiap keputusan dan langkah dalam memimpin.

Baca Juga :  Mencari Pemimpin yang Terbaik atau Memberikan Terbaik

Bukankah sudah saatnya bagi Tanjab Timur untuk memiliki pemimpin yang tak hanya kuat, tetapi juga berjiwa pengayom? Kepemimpinan Laza dan Aris adalah harapan yang mengakar kuat di hati rakyat, karena mereka menghadirkan keseimbangan sempurna antara kepemimpinan dan cinta yang tulus. “Resopa temmangingngi namalomo naletei pammase dewata,” bahwa kesungguhan dan keikhlasan akan membawa berkah dari langit. Keduanya menunjukkan bahwa cinta dan komitmen dalam rumah tangga adalah cerminan dari sebuah kepemimpinan yang layak dan benar.

Baca juga berita kami di:
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan