Lenterafaktual.com | Tanjab Timur – Sebuah baliho besar pasangan calon kepala daerah Tanjab Timur, Dillah-MT, dilaporkan sobek pemberitaan luas dimedia online. Kejadian ini memicu reaksi dari tim pemenangan Dillah-MT yang langsung mengklaim bahwa tindakan tersebut merupakan upaya sabotase politik yang bertujuan menjatuhkan pasangan calon mereka. Tim Dillah-MT bahkan menyebut kejadian ini sebagai bukti bahwa mereka tengah menjadi korban serangan dari pihak yang tidak ingin mereka maju dalam kontestasi Pilkada Tanjab Timur.
Namun, klaim tersebut justru menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat Tanjab Timur , menyebut bahwa isu baliho sobek ini hanyalah taktik lama yang sengaja dibangun untuk menarik simpati masyarakat.
“Cara-cara seperti ini sudah kuno. Masyarakat sekarang sudah lebih cerdas dan tidak akan mudah terprovokasi oleh hal-hal seperti ini,” ujar Arie Suryanto.
Menurutnya, upaya untuk memainkan peran sebagai korban bukanlah strategi yang efektif lagi di era politik modern, terutama di Tanjab Timur yang masyarakatnya semakin kritis. Ia menambahkan, simpati tidak bisa dibangun hanya melalui drama, melainkan dengan menunjukkan kerja nyata dan program yang jelas untuk kemajuan daerah.
“Masyarakat tidak butuh sandiwara, mereka butuh pemimpin yang benar-benar bisa membawa perubahan,” tegasnya.
Dalam perkembangan ini, beberapa pihak juga mempertanyakan apakah kejadian ini benar-benar sabotase atau sekadar permainan politik yang dirancang untuk memancing perhatian. Apapun itu, publik Tanjab Timur tampaknya lebih tertarik pada visi dan misi yang ditawarkan para calon, dibandingkan dengan drama yang tercipta di tengah-tengah kampanye.
Sementara itu, hingga kini, belum ada pihak yang dituduh atau terbukti bertanggung jawab atas insiden sobeknya baliho tersebut.