Lenterafaktual.com | Tanjabtim – Kecamatan Mendahara Ulu, yang meliputi Kelurahan Simpang Tuan serta Desa Pematang Rahim, Desa Sungai Toman, Desa Bukit Tempurung, Desa Sinar Wajo, Desa Sungai Beras, dan Desa Mencolok, memiliki keanekaragaman budaya yang kaya. Masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, seperti Bugis, Melayu, Banjar, dan Jawa. Mayoritas penduduk Mendahara Ulu bekerja di sektor pertanian, khususnya pada perkebunan kelapa sawit, karet, dan kelapa, serta kegiatan pertanian lain seperti pemeliharaan ternak. Kegiatan perkebunan ini dilakukan baik secara individu sebagai usaha rumah tangga maupun melalui perusahaan yang mengelola perkebunan rakyat.
Sebagian besar lahan di kecamatan ini dimanfaatkan sebagai area perkebunan dan pertanian non-sawah, yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat. Namun, untuk mendukung produktivitas pertanian yang lebih optimal, Laza—calon pemimpin yang berkomitmen pada pembangunan daerah—mengusulkan peningkatan infrastruktur, khususnya akses jalan menuju desa-desa terpencil di Mendahara Ulu.
“Untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam, khususnya yang berkaitan dengan usaha tani dan kebun masyarakat, langkah pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan seluruh infrastruktur, terutama penyelesaian jalan hingga ke desa-desa,” jelas Laza.
Mendahara Ulu, yang dilintasi oleh aliran Sungai Mendahara, dikenal sebagai wilayah produktif dengan potensi pertanian dan perkebunan yang tinggi. Laza menegaskan pentingnya hilirisasi produk pertanian di daerah ini agar nilai jual hasil tani, seperti kelapa sawit dan kelapa dalam, dapat meningkat dan memberikan keuntungan lebih bagi petani lokal.
“Kita pernah berjaya dalam produksi kelapa dalam. Sekarang saatnya kita mengembalikan prestasi itu. Dengan adanya bantuan ekskavator di setiap kecamatan, saya harap dapat membantu mengatasi kendala irigasi di wilayah Mendahara Ulu,” ujar Laza.
Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian akses jalan hingga ke desa-desa agar para petani tidak lagi kesulitan saat proses pengolahan, panen, maupun pasca-panen, khususnya bagi petani sawit yang membutuhkan infrastruktur jalan yang baik untuk mengangkut hasil panen.
“Kami memiliki visi untuk memperluas jalan dan pengerasan akses menuju desa-desa di Mendahara Ulu. Program yang dulu dirintis oleh Zumi Zola – Ambo Tang akan kami lanjutkan dan sempurnakan,” tambah Laza.
Dengan upaya ini, Laza berharap bahwa perbaikan infrastruktur dan dukungan hilirisasi produk pertanian di Mendahara Ulu akan membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan menciptakan kemajuan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.